Sabtu, 28 Januari 2012

BENCI DAN CINTA


Pagi yang cerah seharusnya membuat orang-orang merasa bahagia, tapi berbeda dengan Zahra.


 “Topan, sarapan dulu sayang”
Ucapan itu yang membuat Zahra bersedih. Ucapan itu tidak pernah lagi di katakan oleh mamah kepadanya semenjak 8 tahun lalu yaitu kelahiran adiknya Topan.
  Kesedihan Zahra pun lengkap dengan kesibukan papanya sehingga semakin tidak ada yang memperhatikannya.
  Zahra pun mencoba bersabar karena menurutnya adalah hal yang mustahil jika orang tua nya memperhatikannya.
  Pagi itu Zahra telat berangkat sekolah, dari pintu gerbang sekolah sampai kelas Zahra berlari agar tidak terlambat. Saat Zahra lari, dia bertabrakan dengan seorang laki-laki, Namanya Rendi. Buku Zahra yang di bawa di tangannya pun jatuh berantakan. Rendi dengan baik hati berniat ingin membantunya dan meminta maaf, tetapi Zahra dengan nada kesal berbicara “tidak usah, aku bisa membereskannya sendiri”
  Entah mengapa dari dulu Zahra memang sudah benci sekali dengan Rendi. Sesampainya Zahra di kelas, kelasnya itu tidak ada guru. Dita teman Zahra memberitahukan, bahwa gurunya berhalangan hadir.
  Dengan nada penasaran Dita yang dari tadi memeperhatikan Zahra dan rendi bertanya. “kamu itu kenapa sih dari dulu selalu saja benci dengan rendi?” Hati-hati loh Benci dengan Cinta itu bedanya tipis”
  Dengan nada yang masih kesal Zahra menjawab “yah..pokoknya aku benci aja sama dia. Dan jangan sampai hal itu terjadi sama aku”
  Lonceng berbunyi. Bertanda waktu istirahat. Zahra mengajak dita ke kantin. Sesampainya di kantin Zahra terlihat kesal. Bagaimana tidak. Orang yang dia benci sedang makan di kantin.


  Tak terasa hari sudah sore. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah pun selesai. Saat pulang Rendi bertemu dengan Zahra. Rendi masih merasa bersalah dengan kejadian tadi pagi walaupun dia telah di marahi dengan Zahra. Dia tetap tidak menyerah untuk meminta maaf.
  Rendi menghampiri Zahra di depan gerbang yang sedang menunggu di jemput dengan sopir pribadinya. “Zahra mau pulang bareng aku” ucap Rendi
  Bukannya menjawab Zahra malah membuang muka. Dengan nada yang lembut Rendi meminta maaf atas kejadian tadi pagi. Tapi,karena Zahra hanya diam tanpa mengucapkan satu kata pun. Rendi pergi dengan mengendarai sepeda motornya.


  Tiga bulan kemudian ketika Zahra pulang sekolah. Seperti biasa. Zahra menunggu sopir pribadinya menjemput. Saat Zahra menunggu. Ponsel Zahra berbunyi. Ternyata ada sms dari sopirnya, kalau mobilnya ada di bengkel karena ada masalah dengan mobilnya dan membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya. Zahra sangat kebingungan untuk pulang, karena di sekitar sekolahnya tidak ada angkutan umum yang lewat dan jika ingin naik angkutan umum harus menempuh jalan yang cukup jauh.
  Kejadian tiga bulan yang lalu terulang kembali, Rendi lewat tepat di depan Zahra berdiri dan menawarkan untuk pulang bareng. Karena Zahra bingung dia harus pulang dengan siapa. Dengan sangat terpakasa Zahra menerima tawaran Rendi untuk pulang bareng.
  Hari pun terus berlalu. Zahra pun semakin hari Semakin dekat dengan Rendi. Orang yang dulu sangat dia benci.
  Tidak perlu waktu lama. Rendi yang memang dari dulu menyukai Zahra mengatakan cinta kepada Zahra. Dan karena Zahra merasa nyaman dekat dengan Rendi. Zahra pun menerimanya.
  Dan hari itu Zahra dan Rendi resmi berpacaran. Keesoak harinya disekolah Zahra menceritakan hal itu kepada Dita temannya. Dita pun ikut bahagia dengan kebahagiaan teman dekatnya itu.
  Hari-hari Zahra pun lebih berwarna. Karena kebersamaannya dengan Rendi. Orang yang selama ini dia benci. Ternyata dia adalah orang yang sangat baik hati.

 

MARISKA


  “Halo-Halo Bandung, ibu kota periangan...” itu bukan nyanyian melainkan jeritan mariska, menggelegar keseluruh rumah. menggunjang meja.menggoyang gelas.membuat seisi rumah ikut gila.
  “Ma, suruh riska diam dong!” gerutu Papa Arif jengkel. mau menutup telinganya pakai tangan tidak mungkin, karena kedua tangannya sedang sibuk bertugas. menyuapkan nasi goreng ke mulut dan memadamkan kebakaran di kerongkongan.
  “Riska!” teriak Mama dania. ”kecilkan volume suaramu!”
  “Mana bisa dengar Ma?” dumal Gustian, abang mariska. ”dia kan di kamar mandi.lagian kupingnya sudah full house sama daki!”
  “Heran, gadis remaja kok nyanyinya Halo-Halo Bandung!” ucap Papa Arif
  “Papa baru tau dia gila?” cetus Gustian jemu.
  “Mendingan nggak punya adik! Bikin malu aja!”
Nah, bagaimana tidak malu? Punya adik jadi bahan tertawaan di sekolah
  Padahal Gustian Prasetyo kan aset sekolah. Sudah pintar,ganteng,kapten tim basket lagi.tdak heran kalo menjadi rebutan cewek di sekolah.
  Sementara adiknya, jangankan jadi rebutan.dia malah selalu di jauhi. Karena dia memakai tas  yang sudah tidak layak pakai,bagaimana tidak umurnya saja sudah setua ijazah SD nya.
  “Ma, bilangin Mariska  tuh.” Kalau sekolah, muka dibenahi! Rambut di keramas! Kalau malas ngurus rambut, gundulin aja!”
  Biar tambah aneh! Mariska yang jerawatnya bertebaran dari sabang sampai marauke. Kacamata putih tebal.. dan kepala gundul! Hihihi.
  Daripada sekarang, rambutnya berkeliaran di tiup angin. Menghamburkan jutaan ketombe ke udara. Dan tiap hari di jambak teman sampai tak ada hari Gustian tidak berkelahi. Punya adik memang beban bagi Gustian.
  Sampai suatu saat muncul siswa baru pindahan dari Bandung, Namanya Rival. Tampangnya Indo, Kulitnya putih, hidungnya mancung.
  Banyak cowok keren di sekolah. Tapi tidak ada yang membuat Mariska tergila-gila.
  Tapi Rival beda. Begitu melihat dia,Mariska mencopot kacamatanya dan menyibakkan rambutnya dengan hati-hati supaya ketombenya tidak brguguran.
   “Hai” sapanya lantang begitu Rival duduk di sampingnya, karena memang sudah tidak ada lagi bangku yang kosong selain di samping Mariska.
  Saat pulang Mariska mengejar Rival sampai pintu gerbang sekolah, mengajak pulang bareng, padahal rumah mereka belawanan arah.

  Dalam Dua bulan, Mariska berubah total. Dia minta di pasangi kawat gigi. Pergi ke salon benahi rambutnya. Dia juga berusaha keras menggusur jerawat-jerawatnya. Kacamatanya juga ikut di buang. Diganti lensa kontak. Mariska juga jadi rajin fitness. Bahkan sekarang mariska mengganti tas tuanya dengan tas lebih bagus.
  Ketika ada pertandingan basket antar SMA, Mariska ikut nonton. Maklum kakanya sedang beraksi.
  Salagi seru-serunya menyemangati abangnya, berteriak sambil malompat-lompat, Adinda mengganjal kaki Mariska dan Mariska pun ambruk tanpa ampun.
  Adinda memang jahat. Ah, sebenarnya dia bukan jahat. Dia bukan pembunuh. Cuma dengki, cemburu, iri karena Rival lelaki yang dia suka sekarang sudah dekat dengan Mariska.
  Tapi Mariska tidak mau ambil pusing, yang sekarang dia fikirkan, bagaimana caranya dia menjaga Rival agar tidak di rebut dengan orang lain.
  Tanpa menyerah, Adinda terus mencoba mendekati Rival,tapi dengan caranya Mariska mencoba menghalanginya sampai suatu saat Adinda berpaling kepada Gustian yaitu abang Mariska. Dan sekarang Marisaka sudah merasa tenang, karena sudah tidak ada lagi yang mangganggu hubungannya dengan Rival.

Jumat, 27 Januari 2012

IBU

Kenanglah ibu yang menyayangi kita.
Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi.
Ingatkah kita,ketika Ibu rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kita.
Ingatkah kita ketika jemari Ibu mengusap lembut kepala kita?
Dan ingatkah ketika air mata menetes dari mata ibu kita ketika Ia melihat kita terbaring sakit?
Sesekali jenguklah Ibu kita yang selalu menanti kepulang kita,dirumah tempat kita dilahirkan.
Kembalilah memohon maaf kepada Ibu kita yang selalu rindu akan senyum kita.
Jangan biarkan kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan dimasa datang,ketika Ibu telah tiada.
Tak ada lagi yang berdiri didepan pintu menyambut kita.
Tak ada lagi senyum indah tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya,yang ada hanyalah baju yang digantung dilemari kamarnya.
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendoakan kita disetiap hembusan nafasnya.
Kembalilah segera...peluklah ibu yang selalu menyayangi kita.
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukan kita dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya.
Kenanglah semua Cinta dan Kasih Sayangnya...
IBU..Maafkan aku,Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas.

Malaikatku


 Suatu ketika..seorang Bayi siap untuk dilahirkan kedunia
menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan.


“Para Malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku kedunia.Tetapi bagaimana cara Saya hidup disana? Saya begitu kecil dan lemah” kata si Bayi.

“Aku telah memilih satu Malaikat untukmu.Ia akan menjaga dan mengasihimu” jawab Tuhan.

“ Tapi di Surga.apa yang Saya lakukan,hanyalah bernyanyi dan tertawa.ini cukup bagi Saya untuk bahagia” demikian kata si Bayi

Tuhanpun menjawab.“Malaikatmu akan bernyanyi dan tarsenyum untukmu setiap hari.dan Kamu akan merasakan kehangatan Cintanya dan jadi lebih bahagia”

Si Bayipun bertanya kembali.“dan apa yang dapat Saya lakukan saat saya ingin berbicara Kepada-Mu?”

Sekali lagi Tuhan menjawab.“Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara Kamu berdoa”

Si Bayipun masih belum puas,Ia pun bertanya lagi.“Saya mendengar bahwa dibumi banyak orang jahat.siapa yang akan melindungi Saya?”

Dengan penuh kesabaran Tuhanpun menjawab.“Malaikatmu akan melindungimu.dengan taruhan jiwanya sekalipun”

Sang Bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya.“tapi Saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”

Dan Tuhanpun menjawab.“Malaikatmu akan menceritakan tentang Aku dan akan mengajarkan bagaimana agar Kamu bisa kembali Kepada-Ku,walaupun sesungguhnya Aku selalu berada disisimu”


Saat itu Surga begitu tenangnya.sehinga suara dari bumi dapat terdengar dan Sang Anak dengan suara lirih bertanya.

“Tuhan....jika Saya harus pergi sekarang.bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat dirumahku nanti?”

Tuhanpun menjawab.“Kamu bisa memanggil Malaikatmu..

IBU...


Rabu, 11 Januari 2012

ALL ABOUT LOVE


Cinta???
Cinta itu apa yah??
Cinta itu kaya “jelangkung”.
Datang gak dijemput.
Pulang tak diantar.
Diusir juga gak mau pergi.

Kata orang Cinta itu indah.
Tapi nyatanya Cinta tak selamanya indah.
Cinta bisa membuat kita tersenyum.
Namun tak jarang Cinta bisa membuat kita menangis.
Jika kita telah terjangkit virus “Cinta”.
Kita tak mampu menolaknya,karena Cinta adalah anugrah.
Anugrah terindah dari sang pencipta Cinta.
Karnanya Cintailah SANG PENCIPTA CINTA diatas sagala-galanya.

HARI-HARI YANG SEPI
 Hari ini adalah hari pertama Saya masuk kuliah,Saya bertemu seorang pria yang bernama Rio,Saya bertemu dengan dia disaat dia sedang mempromosikan unit kegiatan mahasiswa yang dia jalani kepada mahasiswa baru.
     Pertama Saya melihatnya dia adalah seorang pria yang berparas tampan,mata yang indah itulah yang membuat Saya jatuh hati kepadanya.Hari terus berlalu dan rasa itu masih tersimpan di hati ini,hingga Saya mempuyai empat teman dekat yang bernama Opi,Lia,Tian,dan Rani.Saya menceritakan semua isi hati saya mengenai pria itu kepadanya dan ternyata ada dua teman Saya yang mengetahui Rio karena kami memang satu jadwal dalam acara pengenalan mahasiswa baru.
     Satu minggu kemudian,Saya fikir perasaan itu telah hilang,tapi ternyata Saya salah perasaan itu masih tertata rapi dihati ini.suatu hari,Saya mencoba mencari informasi mengenai Rio melalui jaringan internet yaitu facebook dan kemudian kami berteman di facebook,karena bagi Saya sangat sulit untuk bertemu langsung dengan Rio,karena Rio adalah senior Saya dan selain itu juga kami berbeda fakultas,pencarian informasi mengenai Rio tidak berhenti sampai disini,hingga akhirnya Saya mendapatkan informasi bahwa Rio adalah seorang Vocalis band dan dia menciptakan beberapa lagu di band itu,Saya pun mencoba mencari lagu itu dan menyimpannya di handphone Saya,Saya mendengarkan lagunya dan sungguh suaranya yang indah membuat Saya rindu dan ingin bertemu dengannya.
     Keesokan harinya,Saya teringat bahwa Saya mempuyai selembar formulir pendaftaran unit kegiatan mahasiswa yang dia jalani dan di formulir itu terdapat contact person atas nama Rio,tidak perlu berfikir panjang Saya menyimpan nomor itu di handphone Saya,tetapi Saya tidak mempuyai keberanian untuk mengirimkan sebuah pesan kepadanya.karena Saya selalu menceritakan mengenai Rio kepada keempat teman Saya,dan keempat teman Saya meminta Saya untuk mengirimkan sebuah pesan kepada Rio,mereka berkata “KALAU BELUM MENCOBA MANA KITA TAHU HASILNYA”.bicara memang mudah tapi hal itu sangat sulit untuk Saya lakukan.
     Sudah selang beberapa hari,keberanian untuk mengirimkan sebuah pesan kepada Rio juga belum tumbuh dalam diri Saya,sampai akhirnya teman Saya yang bernama Lia mengambil handphone Saya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Rio.sama sekali hal yang tak pernah Saya bayangkan,Rio membalas pesan Saya dan malam itu kami saling balas membalas pesan dengan topik unit kegiatan mahasiswa yang Rio jalani,tapi semua itu sungguh cepat sekali berakhir.hari-hari terasa sepi tanpa pesan dari Rio.
     Dua minggu kemudian,dipagi yang cerah,ponsel Saya berdering singkat menghantarkan sebuah pesan.Saya lihat pesan dari siapa yang masuk dihandphone Saya mengawali pagi yang cerah ini,disana tertera nama Rio dan Saya langsung membuka dan membacanya,disaat itulah kami melanjutkan pembicaraan yang saat itu terhentikan,Saya fikir pembicaran saat ini akan berlangsung lama tapi ternyata Saya salah semua berlalu begitu cepat,sama seperti sebelumnya.
     Hari-hari pun kembali sepi setelah menghilangnya Rio.ingin rasanya Saya melupakan Rio,tapi apa yang terjadi,rasa itu tidak bisa hilang dari hati ini dan bayangan Rio selalu muncul diingatan Saya.sungguh hal yang sulit untuk Saya melupakan Rio.