Rabu, 27 Juni 2012

Cahaya ke-ikhlasanku

Kutunggu keluarbiasaan dari biasanya keredupan ini
Dimana cahaya yang kutunggu?
Haruskah ku mencari jalan perginya cahaya itu?
Airmata ini terlalu malu untuk mengakuinya
Dimana cahayaku?? Ku menjerit meratapinya
Apa yang harus kulakukan,
Aku pengecut,, hanya bisa memandangi cahayaku pergi
Terisak hatiku bagaikan gemuruh ombak ketika kusadar cahayaku mendapingi suatu bayangan,
Apakah itu bayanganku??
Nafas, detak jantung keluar dari tubuh ini..
Tuhan, jika memang bayangan itu bisa mendapinginya , aku ikhlas.
Kenyataan memang tak semanis apa yang kita impikan,
Pahitnya kenyataanku demi kau bahagia, lebih dari cukup untuk  mengakui  gembiranya ke-ikhlasan.
Kini aku tersenyum untuk sinarku yang baru ^o^

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar